NEWSNTT.COM, ACEH SINGKIL - Pembangunan jembatan mitigasi yang dilakukan di Desa Pulo Sarok, Kecamatan Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, telah selesai dilaksanakan, Rabu (19/3/2025)
Namun dalam proses pengerjaan pihak kontraktor menggunakan alat berat exavator untuk membongkar badan jalan atau aspal serta dinding coran penahan tanah yang seharusnya berfungsi untuk mencegah longsor.
Ironisnya hingga saat ini pembongkaran aspal tersebut belum juga diperbaiki dan dibiarkan begitu saja, membiarkan jalan yang rusak tanpa ada upaya perbaikan dari pihak kontraktor. Hal ini menimbulkan kecemasan di kalangan masyarakat setempat yang merasa terabaikan oleh pihak yang seharusnya bertanggung jawab.
Awak media yang mencoba meminta keterangan kepada kontraktor di lapangan justru mendapat jawaban yang tidak jelas,"Silakan jumpai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Aceh Singkil," kata pihak kontraktor.
Jawaban ini memunculkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran di kalangan media, apakah ada kesepakatan yang merugikan negara atau bahkan tindakan yang melanggar hukum.Pasalnya kerugian yang ditimbulkan akibat pembongkaran tersebut diperkirakan mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah namun hingga saat ini tidak ada tindakan nyata dari pihak Dinas PUPR Aceh Singkil.
Kegiatan pembongkaran tersebut sebenarnya tidak dipermasalahkan tetapi harus untuk lebih baik,Namun tidak ada upaya untuk mengembalikan kondisi jalan atau perbaikan setelah pembongkaran terutama fungsi pengalihan air yang seharusnya menjadi perhatian khusus justru diabaikan, mengarah pada kesalahan fatal dari pihak kontraktor yang terlihat jelas tidak bertanggung jawab.
Seharusnya pembangunan infrastruktur seperti ini pihak terkait memastikan semua prosedur dijalankan dengan baik demi kepentingan bersama,bukan malah membiarkan begitu saja dan ini bukan hanya soal fisik jalan yang rusak, tapi juga soal kepercayaan masyarakat terhadap pengelolaan dana publik harus dipergunakan dengan maksimal.(Joni)